MEDIA
PENDIDIKAN
Makalah
Diajukan untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Ulumul
Hadits
tahun 2017 STAI Al Muhammad Cepu
Dosen Pengampu : SOLIKIN
HASAN, M.Pd.I
Oleh:
1.
INNAYATUS SHOFIYA (
2116.101.029 )
2.
INA ALIM TOYIBAH ( 2116.101.032 )
3.
MEI MAFTUCHAH (
2116.101.035 )
4.
MUFIDA ISNAINY ( 2116.101.034 )
5.
SITI IMRO’AH (
2116.101.030)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL-MUHAMMAD CEPU
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kaitannya dengan usaha
menciptakan suasana yang kondusif media pendidikan atau pengajaran mempunyai
peranan yang sangat penting. Sebab media merupakan sarana yang membantu proses
pembelajaran dapat di perkaya dengan berbagai alat atau media pengajaran. Guru
dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang
akan di pakai dalam situasi berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang
sehat di antara murid-muridnya. Bahkan alat atau media pengajaran ini
selanjutnya membantu guru “membawa” dunia ke dalam kelas. Dengan demikian ide
yang Abstrak dan samar-samar sifatnya menjadi konkret dan mudah di mengerti
oleh murid. Bila alat atau media ini dapat di fungsikan secara tepat, maka
murid akan banyak terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga pengalaman
belajar anak dapat di tingkatkan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan media pendidikan
1. Apakah yang dimaksud dengan media pendidikan
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk memahami
lebih luas tentang media pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Memahami Media
Pendidikan
1.
Pengertian
Media Pendidikan
Media berasal dari kata “Medium”
yang berasal dari bahasa latin “Medius” yang berarti “tengah” atau “sedang”.
Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi
(pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan (Latuheru, 1988:9).
Menurut Zakiyah Daradjat menyebutkan bahwa media
pendidikan adalah sumber belajar dan dapat juga di artikan sebagai manusia dan
benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa mungkin memperoleh pengetahuan
keterampilan atau sikap.
Jadi, media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian maka alat ini mencangkup apa
saja yang dapat digunakan dan mempunyai peranan penting sebab alat/media dapat
digunakan untuk menuntun atau membimbing anak dalam masa pertumbuhannya agar
kelak menjadi kepribadian muslim yang diridhoi oleh Allah.[1]
2.
Hadits Media
Pendidikan
عن عبد الله بن عمر رضى الله عنها- قال اشتكى سعد بن عبادة
شكوله فاءتاه النبى صلى الله علهي وسلم يعوده مع عبد الر همن بن عوف وسعد بن ابى
وقاص وعبد الله بن مسعود رضى الله عنهم- فلما دخل عليه فوجده فى غاشية اهله فقال
“قد قضى” قلوا لايا رسول الله. فبكى النبى صلى الله عليه وسلم. فلما راى القوم
بكاء النبى صلى الله عليه وسلم- بكوا فقال “الا تسمعون ان الله لايعذب بدمع العينى,
ولابخزن القلب, ولكن يعذب بهذا – واشارالى لسانه – اويرحم وان الميت يعذب ببكاء
اهله عليه” وكان عمر رضى الله عنه – يضرب فيه بالعصا, ويرمى بالحجارة ويحثى
باالتراب. رواه البخارى والمسلم
Dari Abdullah bin Umar RA. dia berkata. Sa’ad
bin Ubadah menderita sakit. Lalu, Nabi SAW datang menjenguknya bersama
Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash dan Abdullah bin Mas’ud RA. Ketika
beliau SAW masuk menemuinya, maka beliau mendapatinya sedang diliputi
(dikelilingi) keluarganya. Beliau SAW bertanya, Apakah ia telah meninggal?’
Mereka menjawab, ‘Tidak. wahai Rasulullah! Nabi SAW pun menangis. Ketika orang
melihat Nabi SAW menangis, maka mereka pun turut menangis. Maka beliau SAW
bersabda. Apakah kalian tidak mendengar sesungguhnva Allah tidak menyiksa
dengan sebab air mata dan tidak pula sebab kesedihan hati, akan tetapi Dia
menyiksa dengan sebab ini- seraya mengisyaratkan dengan lidahnya – atau memberi
rahmat. Sesungguhnya mayit disiksa dengan sebab tangisan keluarganya kepadanya.
Umar bin Khaththab memukul orang dengan karena hal tersebut dan melempari
dengan batu serta dengan tanah.
Adapun penjelasan kalimat
“(Melihat
Nabi SAW menangis, maka mereka turut menangis)”ini menunjukkan
bahwa kisah ini terjadi setelah kisah Ibrahim (putra Nabi SAW) sebab
Abdurrahman bin Auf turut hadir di sini. Narnun dia tidak menanyakan kepada Nabi SAW
seperti yang ditanyakan pada kisah Ibrahim.hal ini menunjukkan dia tel ah mengetahui
bahwa tangisan sekedar mengeluarkan air mata tidaklah dilarang. Nabi bersabda”tidakkah
kalian mendengar” yakni
apakah kalian tiadak mendengarkan dengan sebaik-baiknya.
Kalimat ini menunjukkan bahwa Nabi SAW melihat
sebagian mereka mengingkari apa yang beliau lakukan. Oleh sebab itu, beliau SAW
menjelaskan kepada mereka perbedaan antara tangisan yang dilarang dan tangisan
yang diperbolehkan. (menyiksa
dengan sebab ini), yakni
jika ia mengucapkan perkataan yang tidak baik. (atau merahmati), jika Ia
mengucapkan perkataan yang baik. Namun ada pula kemungkinan makna perkataannya. “Atau
merahmati”, yakni jika ancaman yang dijanjikan tidak diwujudkan. (sesungguhnya mayit disiksa dengan sebab tangisan keluarganya kepadanya), yakni hal itu berbeda dengan tangisan selain keluarganya. Hal ini serupa dengan kisah Abdullah bin Tsabit yang dikutip oleh Imam Malik dalam kitab Al Muwaththa’.[2]
merahmati”, yakni jika ancaman yang dijanjikan tidak diwujudkan. (sesungguhnya mayit disiksa dengan sebab tangisan keluarganya kepadanya), yakni hal itu berbeda dengan tangisan selain keluarganya. Hal ini serupa dengan kisah Abdullah bin Tsabit yang dikutip oleh Imam Malik dalam kitab Al Muwaththa’.[2]
Dalam
hadits yang lain, Nabi juga menjelaskan tentang lidah sebagai media, bunyi
haditsnya adalah :
عن سفيان
بن عبد الله الثقفى قال قلت يا رسول الله حد ثنى با مراعتصم به. قال “قل ربيى الله
ثم استقم” قلت يا رسول الله ما اخوف ما تخاف علي فاخد بلسان نفسه ثم قال “هذا”
رواه الترمذى واحمد
Dari Sufyan ibn Abdillah al-Tsaqafiy, ia
berkata: Saya berkata: Wahai Rasulullah!Beritahukanlah kepadaku suatu hal yang
akan saya pegang selalu. Beliau bersabda: Katakanlah! Tuhanku adalah Allah, kemudian
beristiqamahlah (konsistenlah dengan pengakuan itu). Saya bertanya lagi, Ya
Rasulullah! Apa yang paling Engkau khawatirkan tentang diri saya? Maka ia
memegang lidahnya kemudian berkata, “ini”.
Dan pada
hadist berikut ini menjelaskan, Nabi memberi pelajaran kepada sahabat dengan
menggunakan jarinya sebagai media. Bunyi haditsnya sebagai berikut
عن سهل
بن سعد قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم “انا وكا فل اليتيم فى الجنة كلها
تين” واشار با صبعيه يعنى السبا بة والوسطى. رواه الترمذى وابوداود واحمد
Dari Sahl ibn Sa’ad, ia berkata, Rasulullah
SAW. bersabda: Aku dan pemelihara anak yatim dalam sorga seperti ini. Beliau
mengisyaratkan kedua jarinya yang dirapatkan, yaitu: telunjuk dan jari tengah.
Pada hadist diatas Nabi SAW memberikan
pelajaran kepada sahabat tentang sesuatu yang tidak mereka ketahui, Nabi juga
memakai media yakni mengisyaratkan dengan jari dan lidahnya. Dikatakan bahwa
posisi orang yang memelihara anak yatim, memiliki kedudukan yang tinggi dalam
islam dan bakal menempati tempat terhormat dalam surga nantinya, yakni
berdampingan dengan Nabi, ketinggian dan kehormatan itu digambarkan oleh
Rasulullah SAW.bagaikan dua jari tangan (telunjuk dan jari tengah yang
dirapatkan) dalam hal ini, kedua jari tengah dijadikan media oleh Rasulullah SAW.
Dengan demikian para sahabat dapat memahami dengan mudah isi pelajaran yang
disampaikan oleh Rasulullah SAW.
3. Dalam Analisis Kependidikan
Dipandang dari segi kependidikannya, maka kehadiran media dalam
pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting . karena dalam kegiatan tersebut
ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media
sebagai perantara. Kerumitan bahan ajar yang akan disampaikan kepada peserta
didik itu dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media pengajaran dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan yang mendukung
:
a.
Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b.
Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa.
c.
Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata komunikasi
verbal.
d.
Siswa lebih banyak kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tapi
juga beraktivitas mengamati dan mendemonstrasikan.[3]
4.
Fungsi Media/Alat
pendidikan Islam
Abu Bakar Muhammad berpendapat bahwa kegunaan
alat/media pendidikan itu adalah :
a.
Mampu mengatasi
kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit.
b.
Mampu
mempermudah pemahaman dan menjadikan pelajaran lebih hidup (menarik).
c.
Merangsang anak
untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan, melatih belajar dan
menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari sesuatu.
d.
Membantu
pembentukkan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan memikirkan suatu
pelajaran.
e.
Menimbulkan
kekuatan perhatian (ingatan), mempertajam indera, memperhalus perasaan dan
cepat belajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat di ambil kesimpulannya, bahwa media pendidikan banyak
terdapat dalam hadits nabi . yang mana media tersebut merupakan sumber belajar
dan sebagai bahan penyampai pesan pembelajaran terhadap anak didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Diantara
media pendidikan yang telah dibahas tersebut adalah: media manusia dan media
non manusia. Media manusia terdiri dari: media lidah dan jari sedangkan
media non manusia terdiri dari: media
langit dan bumi, matahari dan bulan, sutera dan emas.
B.
Saran
Dengan
adanya penulis menyajikan tulisan berupa makalah ini diharapkan bermanfaat
hendaknya, terutama bagi penulis sendiri. Kritik dan saran penulis harapkan
untuk kesempurnaan penulisan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah,syaiful bahri dan azwan zain, strategi belajar mengajar,(Jakarta :PT Rineka Cipta, 2006),cet ke 3
Httpzainalmasrizai.blogspot.sg201209hadits-tentang-media-pendidikan-islam_23.html
[1]
Http://www.M-Edukasi.Web.id/2012/04/Pengertian-media-pembelajaran.HTM, Diakses
pada tanggal 22 April 2017 pukul 06.52
[2] httpzainalmasrizai.blogspot.sg201209hadits-tentang-media-pendidikan-islam_23.html, diakses pada tanggal 23
April 2017 pukul 21.45
[3] Djamarah,syaiful bahri dan azwan zain, strategi belajar mengajar,(Jakarta
:PT Rineka Cipta, 2006),cet ke 3,hal 119
Tidak ada komentar:
Posting Komentar