Assalamu’alaikum ikhwan dan akhwat...
Saya akan mengulas sedikit tentang Memahami Hadits انما الاعمال باالنيات
Selamat Membaca... J
Di dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Telah diterangkan
bahwa :
عن امير المؤمنين ابي حفص عمر بن الخطاب رضي
الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم : انما الاعمال باالنيات وانما
لكل امرئ ما نوى. فمن كانت هجرته الى الله ورسوله فهجرته الى الله ورسول, ومن كانت
هجرته لدنيا يصيبها او امراة ينكحها فهجرته الى ما ها جر اليه.
“Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin al Khattab r.a
dia berkata, “Saya mendengar Rosulullah SAW. Bersabda : ‘Sesungguhnya setiap
perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)
berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin
mendapatkan keridhaan) Allah dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan)
Allah dan Rosul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan
yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka
hijrahnya (akan bernilai sebagaimana)
yang dia niatkan.’” (Hadits riwayat Bukhari, Muslim dan yang lain dari Umar
bin Khatab ra. , dari Nabi SAW).[1]
Para Ulama’ mangatakan bahwa hadits
ini merupakan 1/3 ilmu, karena terdapat pokok-pokok ajaran islam. Sedangkan
menurut Imam Baihaqi, hadits diatas merupakan 1/3 ilmu, karena ibadah seseorang
adalah harus terdiri dari 3 unsur :
- Bi qolbihi (dengan hatinya)
- Bi lisanihi (Dengan lisannya)
- Bi jawarihihi (dengan anggota tubuhnya).
Salah
satu sebab timbulnya hadits انما الاعمال باالنيات adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam
ath-Thabarani bahwa ada seorang laki-laki melamar seorang wanita yang bernama
Ummu Qais. Ketika lelaki itu melamarnya, ternyata Ummu Qais menolak untuk
menjadi istrinya, kecuali apabila lelaki itu berhijrah bersama Rasulullah SAW. Ke
Madinah. Dengan kejadian itu, maka berhijrahlah lelaki tersebut dengan tujuan
agar bisa menikahinya. Oleh karena itu, maka lelaki tersebut diberi nama oleh
Para Sabahat dengan nama Muhajiru Ummi Qais. Akhirnya kejadian itu
diketahui oleh Rasulullah SAW. melalui nur kenabiannya, dan kemudian
ketika Nabi sampai di kota Madinah untuk melaksanakan hijrah, Nabi berkhotbah
yang diantara isinya adalah berupa :
Perkataan ulama’ tentang niat dapat dilihat
dari beberapa aspek, diantaranya tentang syarat-syarat niat, tata cara niat,
waktu niat, tujuan niat, dan tempat niat. Adapun tujuan niat adalah untuk
membedakan ibadah yang serupa dengan kebiasaan, sebagaimana niat yang bisa
membedakan derajat-derajat ibadah yang satu dengan yang lain, seperti mandi dan
wudhu.
Terimakasih telah membaca blog saya.
Semoga bermanfaat, Amiin....
//untuk memenuhi tugas ulumul hadits semester 2 Jurusan Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) STAI Al-Muhammad Cepu//
Tidak ada komentar:
Posting Komentar